Lifestyle: Desa Fulolo Nias, Sumatra Utara
Copastv -Yahouuuu kawan, yahou adalah bahasa desa Fulolo, kata ini adalah sapaan akrab di Nias untuk melambangkan rasa kekeluargaan antar sesama. Di Desa Fulolo mempunyai air terjun yang bernama Air Terjuan Luahandori sekiranya begitu tulisannya ini adalah air terjun bertingkat dengan ketinggian 20m. Anak-anak disana biasa menggunakan air terjun ini untuk bermain dan mencuci rambut atau mandi.
budaya mereka sejak ratusan tahun mereka rutin mencucui rambut dengan tanah liat setiap sebulan 2x, sungguh aneh bukan ? mereka mempercayai tanah liat sangat bagus untuk kesehatan rambut mulai dari menghilangkan kotoran rambut dan memelihara kulit kepala. Anak-anak disana dari kecil sudah dibiasakan oleh orang tua mereka untuk mencuci rambut.
Saat hujan anak-anak didesa Fulolo membuat divat atau tempat teduh sementara yang dibuat dari dedaunan liar yang berada di hutan. Karena desa Fulolo berada dekat dengan hutan mereka sudah biasa dan terlatih dengan keadaan alam yang terjadi.
kebiasaan anak-anak disana yaitu berpetualang dan bermain, mainan mereka cukup sederhana yaitu ketapel kayu yang terbuat dari Pohon Pakis Hutan.
Pohon ini dari luar terlihat keras dan kokoh tetapi didalamnya sangat lembut dan empuk sehingga mereka menggunakan pohon ini untuk peluru ketapel.
Hampir 100% warga desa Nias Utara ini hidup di pertanian dan hasil perkebunan seperti Karet dan Nilam, dengan ini mereka hidup dengan cara sederhana.
Jadi kebanyakan orang tua mereka memanen karet sehingga anak-anak disana dapat membantu orang tua mereka untuk memanen pohon karet. Salah satunya mereka menggunakan getah lanasa sebagai bahan pengeras getah alami. Mereka berjalan dari hutan getah lanasa menuju kebun karet sekitar 2km.
Mereka diajarkan memanen karet dengan cara menyatkan pisau di batang pohon karet, dengan begitu getah akan keluar dan tertampung di penampungannya yang sudah disediakan. Jika sudah terkumpul semua karetnya akan berbentuk seperti cetakan atau tampungannya. Gunakan getah lenasa untuk mengeraskan karet dengan cara mencampurkan keduanya dan tunggu beberapa menit setelah itu getah akan mengeras dan siap untuk dijual.
Keseharian desa Fulolo yaitu memetik daun nilam di kebun nilam. Nilam adalah tumbuhan yang menghasilkan minyak akiri yaitu minyak yang biasa digunakan dalam kemasan minyak wangi dan bahan kosmetik lainnya. Minyak ini begitu wangi dan harga jualnya yang sangat tinggi setelah disuling.
Daun Nilam dapat dipanen skitar 4 bulan hampir seluruh warga Fulolo mempunyai kebun Nilam. Tetapi daun ini mempunyai kelemahan yaitu mudah layu jika kekurngan air dan juga terkena sinar matahari.
Jika daun ini disuling minyak yang dihasilkan dengan gelas dapat dihargai dengan harga 600.000 ribu rupiah (mahal sekali).
Mereka juga mempunyai obat-obatan herbal seperti daun Lebasa, daun ini dapat digunakan untuk kaki yang sedang terkilir atau kseleo. Cara menggunakannya yaitu, urut telebih dahulu kaki yang terkilir sebelum dililit dengan daun Lebasa, kemudian panaskan daun lebasa diatas dengan lilin, terkahir lilitkan daun lebasa di kaki yang sedang terkilir atau kseleo.
Itulah kehidupan warga Desa Fulolo Nias, Sumatera Utara. Mereka memang sangat menyatu dengan alam dengan begitu hidup mereka bergantung dengan alam makanya mereka sangat menjaga lingkungan dan hutan mereka.
budaya mereka sejak ratusan tahun mereka rutin mencucui rambut dengan tanah liat setiap sebulan 2x, sungguh aneh bukan ? mereka mempercayai tanah liat sangat bagus untuk kesehatan rambut mulai dari menghilangkan kotoran rambut dan memelihara kulit kepala. Anak-anak disana dari kecil sudah dibiasakan oleh orang tua mereka untuk mencuci rambut.
Saat hujan anak-anak didesa Fulolo membuat divat atau tempat teduh sementara yang dibuat dari dedaunan liar yang berada di hutan. Karena desa Fulolo berada dekat dengan hutan mereka sudah biasa dan terlatih dengan keadaan alam yang terjadi.
kebiasaan anak-anak disana yaitu berpetualang dan bermain, mainan mereka cukup sederhana yaitu ketapel kayu yang terbuat dari Pohon Pakis Hutan.
Pohon ini dari luar terlihat keras dan kokoh tetapi didalamnya sangat lembut dan empuk sehingga mereka menggunakan pohon ini untuk peluru ketapel.
Hampir 100% warga desa Nias Utara ini hidup di pertanian dan hasil perkebunan seperti Karet dan Nilam, dengan ini mereka hidup dengan cara sederhana.
Jadi kebanyakan orang tua mereka memanen karet sehingga anak-anak disana dapat membantu orang tua mereka untuk memanen pohon karet. Salah satunya mereka menggunakan getah lanasa sebagai bahan pengeras getah alami. Mereka berjalan dari hutan getah lanasa menuju kebun karet sekitar 2km.
Mereka diajarkan memanen karet dengan cara menyatkan pisau di batang pohon karet, dengan begitu getah akan keluar dan tertampung di penampungannya yang sudah disediakan. Jika sudah terkumpul semua karetnya akan berbentuk seperti cetakan atau tampungannya. Gunakan getah lenasa untuk mengeraskan karet dengan cara mencampurkan keduanya dan tunggu beberapa menit setelah itu getah akan mengeras dan siap untuk dijual.
Keseharian desa Fulolo yaitu memetik daun nilam di kebun nilam. Nilam adalah tumbuhan yang menghasilkan minyak akiri yaitu minyak yang biasa digunakan dalam kemasan minyak wangi dan bahan kosmetik lainnya. Minyak ini begitu wangi dan harga jualnya yang sangat tinggi setelah disuling.
Daun Nilam dapat dipanen skitar 4 bulan hampir seluruh warga Fulolo mempunyai kebun Nilam. Tetapi daun ini mempunyai kelemahan yaitu mudah layu jika kekurngan air dan juga terkena sinar matahari.
Jika daun ini disuling minyak yang dihasilkan dengan gelas dapat dihargai dengan harga 600.000 ribu rupiah (mahal sekali).
Mereka juga mempunyai obat-obatan herbal seperti daun Lebasa, daun ini dapat digunakan untuk kaki yang sedang terkilir atau kseleo. Cara menggunakannya yaitu, urut telebih dahulu kaki yang terkilir sebelum dililit dengan daun Lebasa, kemudian panaskan daun lebasa diatas dengan lilin, terkahir lilitkan daun lebasa di kaki yang sedang terkilir atau kseleo.
Itulah kehidupan warga Desa Fulolo Nias, Sumatera Utara. Mereka memang sangat menyatu dengan alam dengan begitu hidup mereka bergantung dengan alam makanya mereka sangat menjaga lingkungan dan hutan mereka.
Lifestyle: Desa Fulolo Nias, Sumatra Utara
Reviewed by CopasTv
on
Monday, October 03, 2016
Rating:
Nice post gan
ReplyDeletethanks bro
DeleteMahal juga minyak yang dibuat dari daun nilam disana kang.
ReplyDeleteiya, prosesnya tapi lumayan susah sih wkwkw ane liatnya
Deletewah keren ya tempatnya, masih alami banget. jadi pengin kesana :D
ReplyDeletesalam mimin http://yogatria666.blogspot.co.id/
ya tempatnya memang bagus gan wkwkwk
DeleteMantab lagi" artikel yang langka nih sensei
ReplyDeleteArigatou
DeleteTerpesona dengan pemandangan air terjunnya mas :D
ReplyDeleteea air terjunnya bagus dan indah gan
Delete